Sifat mekanik adalah sifat logam
yang dikaitkan dengan kelakuan logam tersebut jika
dibebani dengan beban mekanik. Penggunaan bahan-bahan teknik secara
tepat dan efisien membutuhkan pengetahuan yang luas akan sifat-sifat
mekanisnya. Diantara sifat ini yang penting adalah kekuatan, elastisitas, dan
kekakuan.
Sifat-sifat lainnya adalah keliatan, kemamputempaan (malleability), kekerasan,
daya lenting, keuletan, mulur dan kemampumesinan (machinability).
Kekuatan (Strenght)
adalah kemampuan bahan untuk menahan tegangan tanpa kerusakan atau kemampuan
suatu material dalam menerima beban, semakin besar beban yang mampu diterima
oleh material maka benda tersebut dapat dikatakan memiliki kekuatan yang
tinggi. Dalam kurva stress-strain kekuatan (strength) dapat dilihat dari sumbu-y (stress),
semakin tinggi nilai stress-nya maka material tersebut lebih kuat. Untuk
memperjelas, silakan lihat kurva
stress vs strain (tegangan vs regangan) berikut :
Kekenyalan (Elastisitas) adalah sifat kemampuan bahan untuk kembali ke ukuran
dan bentuk asalnya, setelah gaya luar dilepas. Sifat ini penting pada
semua struktur yang mengalami beban yang berubah-ubah.
Kekakuan (Stiffness) adalah
sifat yang didasarkan pada sejauh mana bahan mampu menahan perubahan bentuk. Ukuran kekakuan suatu bahan adalah modulus elastisitasnya, yang
diperoleh dengan membagi tegangan satuan dengan perubahan bentuk
satuan-satuan yang disebabkan oleh tegangan tersebut.
Keliatan (Ductility) adalah
sifat dari suatu bahan yang memungkinkannya bisa dibentuk secara permanen
melalui perubahan bentuk yang besar tanpa kerusakan, Misalnya seperti tembaga
yang dibentuk menjadi kawat. Tembaga, alluminium, dan besi tempa termasuk
logam-logam yang ulet. Ukuran keliatan adalah presentase pertambahan
panjang suatu spesium uji patah. Keliatan diperlukan pada batang atau
bagian yang mungkin mengalami beban yang besar secara tiba-tiba, karena
perubahan bentuk yang berlebihan akan memberikan tanda-tanda ancaman
kerusakan.
Kemamputempaan (Malleability)
adalah sifat suatu bahan yang bentuknya bisa diubah dengan memberikan
tegangan-tegangan tekan kerusakan, seperti misalnya tembaga,alluminium,
atau besi tempa yang dipukul menjadi berbagai bentuk atau baja yang dirol
menjadi bentuk struktur atau lembaran.
Kekerasan (Hardness) adalah
kemampuan suatu bahan untuk menahan tekik atau kikisan atau Kekerasan
dapat diartikan ketahan suatu material terhadap deformasi lokal, misalkan
ketahanan terhadap goresan. Bila suatu material digores maka yang akan
menerima beban adalah bagian permukaannya saja bukan keseluruhannya,
itulah mengapa goresan dikatakan hanya menghasilkan deformasi lokal.
Kekerasan umumnya diukur dengan uji Brinell di mana suatu bola baja yang
dikeraskan dengan diameter 10 mm ditekan pada permukaan datar suatu
spesimen uji dengan gaya 29.420 N.
Daya lenting (Resilience)
merupakan sifat bahan yang mampu menyerap energi yang terjadi akibat beban
benturan atau pukulan secara tiba-tiba tanpa menyebabkan perubahan bentuk
yang permanen. Sifat ini pada baja digunakan pada pegas, seperti pegas
mobil, kereta api, jam dan sebagainya dimana energi harus cepat diserap
tanpa menyebabkan perubahan bentuk permanen. Daya lenting kadang-kadang
disebut sebagai “keuletan elastis”, mengingat energi harus diserap tanpa
menegangkan bahan diluar batas elastisitasnya. Ukuran daya lenting adalah
jumlah energi di mana volume satuan dari bahan telah menyerap tegangan
sampai batas elastisnya.
Keuletan (Toughness) adalah
sifat dari suatu bahan yang memungkinkan menyerap energi pada tegangan
yang tinggi tanpa patah, yang biasanya di atas batas elastis. Karena di
atas batas elastis, tegangan tersebut akan menyebabkan perubahan bentuk
permanen. Besi tempa, misalnya, adalah ulet, oleh karena itu dapat
dibengkokkan tanpa mengalami kerusakan. Ukuran keuletan adalah jumlah
energi yang dapat diserap untuk setiap satuan volume bahan, setelah
mengalami tegangan hingga titik patah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar