Ø
Sel
Surya
Sel surya atau sel fotovoltaik merupakan alat yang mampu
mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik. Efek fotovoltaik
merupakan dasar dari proses konversi sinar matahari (foton) menjadi listrik.
Efek fotovoltaik ini ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1839, dimana Becquerel
mendeteksi adanya tegangan foton ketika sinar matahari mengenai elektroda pada larutan
elektrolit (Green, 2001; Shah, et al, 1999; Septina, Fajarisandi, Aditia,
2007).
Mekanisme yang bekerja pada sel surya berdasarkan efek
photovoltaik dimana foton dari radiasi diserap kemudian dikonversi menjadi
energi listrik. Efek voltaik sendiri adalah suatu peristiwa terciptanya muatan
listrik didalam bahan sebagai akibat penyerapan (absorbsi) cahaya dari bahan
tersebut (Malvino, 1986). Struktur sel surya tandem (multi-junction)
didesain untuk mengatasi persoalan kehilangan energi ini. Prinsip dasar dari
sel surya tandem adalah pembagian spektrum cahaya matahari kedalam dua atau
lebih bagian, untuk kemudian masing-masing bagian tersebut dapat diserap oleh
beberapa sel surya yang memiliki celah pita energi yang berbeda. Prinsip ini
dapat direalisasikan dengan cara membuat tumpukan sel surya dimana sel surya
yang paling atas yang memiliki celah pita energi terbesar dibuat trasparan
terhadap spektrum cahaya yang tidak diserapnya, sehingga dapat lolos dan
diserap oleh sel surya di bawahnya yang memiliki celah pita energi lebih kecil
(Araujo, 1989).
Secara garis besar sel surya dibagi menjadi dua bagian
berdasarkan material yang digunakan untuk menyerap cahaya matahari, yaitu sel
surya anorganik dan organik (Gratzel, 2003). Sel Surya Anorganik (Inorganik
solar cell) menggunakan bahan anorganik untuk menangkap foton yang
dipancarkan oleh matahari. Biasanya menggunakan silikon sebagai material yang
menangkap foton yang dipancarkan oleh matahari. Sel Surya Organik (Organik
Solar cell) menggunakan material organik atau dye untuk menangkap
foton yang dipancarkan oleh sumber matahari. Material organik yang digunakan
diperoleh dari pigmen tumbuhan, karoten, antosianin, klorofil, dan lain
sebagainya. Pewarna (dye) yang digunakan dapat berlapis tunggal atau
lebih. Hingga saat ini penggunaan pewarna (dye) secara berlapis masih
terbatas. Sistem kerja sel surya organik meniru sistem kerja fotosintesis.
Perkembangan yang menarik dari teknologi sel surya saat ini
adalah sel surya ini terdiri dari sebuah lapisan partikel nano (biasanya TiO2)
yang direndam dalam sebuah fotosensitizer (pemeka cahaya). Tingginya
efisiensi konversi energi surya menjadi listrik dari SSPT merupakan salah satu
daya tarik berkembangnya riset mengenai SSPT di berbagai negara akhir-akhir
ini, selain dari proses produksi yang sederhana dan biaya produksi yang murah.
Sel Surya Pewarna Tersensitisasi dengan bahan dasar TiO2 secara umum
performanya masih belum tergantikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar